Kamis, 10 Mei 2012


 Resensi Novel

Judul              : The Shack
Tragedi Yang Menyingkap Misteri Tentang Tuhan
Penulis            : W. Paul Young

            Ditengah dunia yang cepat berubah dan agama yang dianggap tidak lagi relevan, orang mulai bertanya; dimanakah Tuhan dalam dunia yang sarat akan penderitaan ini? The Shack adalah salah satu jawabannya.

            Pada hari libur terakhir musim panas sebelum dimulainya rutinitas sekolah, Mack mengajak ketiga anaknya;  Josh, Kate dan putri bungsunya Missy pergi berkemah ke danau Wallowa di Oregon bagian timur laut. Nan istri tercinta Mack tidak ikut serta dalam liburan akhir minggu itu. Setelah persiapan, mereka mulai mengadakan perjalanan. Mereka menikmatai perjalanan dengan Ngarai Sungai Colombia yang indah serta  pemandangan perbukitan yang mempesona. Keempat sekawan ini tiba di La Grande tengah hari, dan menuju danau Wollowa. Petang itu setelah tiba di pekemahan Wollowa, Mack duduk diantara anaknya dan menonton pertunjukkan alam yang teragung; matahari yang terbenam dengan warna-warni dan pola-pola awan. Malam pertama diperkemahan danau Wollowa, mereka berempat berbaring ditempat gelap dan menatap kagum Galaksi Bimasakti yang menakjubkan. Disana Mack  merasakan kehadiran Tuhan. Malam itu mereka beristirahat dengan aman dan damai dalam  keindahan alam dan warna-warni bintang dilangit.
            Tak disangka kedamaian malam itu berubah menjadi kesedihan yang luar biasa. Hal ini terjadi berawal dari tenggelamnya  Kate dan Josh di danau. Mack berjuang keras untuk menyelamatkan Kate dan Josh. Dan ketika keduanya telah diselamatkan, Mack mengingat Missy yang ditinggalkan di perkemahan. Namun sayang, Missy tak berada ditempat. Informasi kehilangan Missy langsung menyebar keseluruh rumah-rumah perkemahan danau Wollowa. Namun sayang, Missy telah hilang. Mack dan seluruh simpatisan berusaha mencari Missy. Seorang pengunjung mengatakan bahwa  seseorang telah menculik Missy. Dari sini petualangan Mack dimulai. Dengan bantuan petugas Sheriff dan agen-agen FBI mereka mencari Missy. Pencarian dan penelusuran jejak Missy, akhirnya membawa mereka ke sebuah gubuk ditengah hutan belantara Oregon. Didalam pondok itu ditemukan gaun merah kesayangan Missy dan bercak-bercak darah. Namun jenasah Missy tidak ditemukan. Sungguh misterius. Mack dan para petugas agen kembali dengan tanpa hampa.
            Empat tahun kemudian ditengah-tengah kesedihan besar, Mack menerima secarik pesan dikotak pos rumahnya yang mengundangnya untuk kembali ke gubuk itu. Ia tak tahu dari siapa pengirimnya. Namun satu yang pasti, dalam surat itu tertera nama “Papa”. Papa adalah sapaan Nan istrinya kepada Roh Agung yang ia sembah dan percayakan doa-doanya. Sapaan ini kemudian menjadi akrab dalam keluarga Mack, karena Josh, Kate dan Missy juga menyebutnya “Papa”. Dengan bantuan Willy sabahatnya, Mack kembali berpetualang menuju gubuk reot itu. Perjalanan ini terasa amat berat, karena pengalaman kehilangan Missy secara misterius kembali hadir dalam benaknya. Sesampainya dipondok itu, Mack menangis sedih sambil menyentuh bekas darah Missy yang tertempel pada lantai papan gubuk itu. Ia berteriak dan protes kepada seseorang yang telah mengundangnya untuk kembali ke gubuk itu. Disana ia tak menemukan seorangpun selain kesunyian dan kicauan-kicauan burung.
            Disaat Mack hendak melangkah pergi, ia menemukan bahwa pemandangan disekitar gubuk telah berubah. Disaat itu Mack menemukan bahwa gubuk reot itu telah berubah. Seseorang memanggilnya. Mack masuk kembali kedalam gubuk, disana ia berjumpa dengan seorang ibu yang berciri khas Afrika. Ibu itu sangat ramah terhadap Mack. Ia memperkenalkan diri-Nya sebagai “Papa”. Itulah Allah yang sering disapa Nan istrinya sebagai “Papa”. Di gubuk tua itu pula, Mack juga berkenalan dengan seorang pemuda berkarakter Timur Tengah. Pemuda itu memperkenalkan diri-Nya sebagai Yesus. Dan penghuni yang lain adalah seorang gadis cantik yang berwajah Asia, namanya Serayu. Serayu ini adalah Roh Kudus, demikianlah pengakuan-Nya. Siapakah diantara kamu yang disebut Tuhan? Tanya Mack kepada penghuni gubuk itu. Aku, jawab ketiganya serempak. Mack tersadar ternyata Tuhan bukan berkulit putih.
            Novel The Shack merupakan kisah indah tentang Tuhan  yang datang menjumpai manusia ditengah-tengah penderitaan, kesedihan dan kekecewaan. Tuhan datang dan hadir secara nyata dalam wujud manusia. Wiliam Young mengubah kosep Allah yang transenden menjadi Allah yang dekat, hidup dan hadir bersama manusia. Bahkan ia sungguh berani menggambarkan Allah sebagai seorang ibu dan Roh Kudus sebagai seorang gadis manis bermata sipit. Novel ini merupakan sebuah kisah spiritual yang bernuansa teologi dan dikemas dengan  bahasa  sastra yang indah. The Shack akan mengubah cara anda berpikir tentang Tuhan untuk selamanya, demikian komentar Kathy Lee Gifford, Co-Host Today di NBC. (Tulisan ini pernah dimuat dalam Fenomena; Jurnal ilmiah mahasiswa teologi Sanata Dharma).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar